SKU adalah singkatan dari Stock Keeping Unit, sebuah sistem penting yang tidak bisa diabaikan dalam bisnis kuliner. Di tengah persaingan industri makanan yang terus berkembang, pengelolaan stok yang akurat dan efisien menjadi kunci utama kesuksesan. Baik Anda menjalankan kafe yang sedang tumbuh atau restoran dengan banyak cabang, memahami dan mengelola setiap item di dapur lewat SKU bukan hanya soal pencatatan tapi juga pondasi penting untuk efisiensi dan pertumbuhan jangka panjang.
Apa itu SKU produk, dan mengapa penting bagi kelangsungan bisnis kuliner Anda? Dalam artikel ini, kita akan membahas arti SKU, fungsinya dalam operasional, serta contoh nyata penggunaannya agar Anda bisa menjalankan bisnis lebih efisien dan terukur.
Apa Itu SKU Produk?
Secara sederhana, Stock Keeping Unit / SKU adalah sebuah kode unik alfanumerik yang ditetapkan untuk setiap item produk yang dijual atau disimpan dalam inventaris Anda. Ini adalah alat identifikasi penting yang memungkinkan pelacakan stock secara lebih detail dan terstruktur.
Dalam konteks bisnis kuliner, SKU digunakan untuk membedakan satu produk dengan produk lainnya berdasarkan varian, ukuran, rasa, atau jenis kemasan. Misalnya, Es Kopi Susu 250ml dan Es Kopi Susu 500 ml akan memiliki SKU berbeda karena keduanya adalah produk dengan karakteristik yang tidak sama.
Fungsi SKU Produk dalam Bisnis Kuliner Adalah
Penggunaan SKU produk dalam bisnis kuliner menawarkan berbagai fungsi krusial yang esensial untuk kelangsungan dan perkembangan usaha Anda:
- Mempermudah Manajemen Stok:
SKU membantu melacak bahan baku hingga produk jadi secara akurat, mencegah kehabisan atau penumpukan stok, serta mengurangi pemborosan.
- Monitoring Penjualan Menu:
Setiap pesanan tercatat lewat SKU, memberi data real-time untuk mengetahui menu paling dan kurang diminati.
- Analisis Performa Menu:
Data SKU memudahkan identifikasi menu best-seller dan menu yang perlu dievaluasi atau dihapus.
- Efisiensi Pengadaan Bahan Baku:
SKU membuat prediksi kebutuhan lebih presisi, mempermudah pemesanan, dan mendukung negosiasi harga berdasarkan data konsumsi.
Baca juga: “Apa itu QC? Ini Manfaat & Penerapannya pada Bisnis Kuliner”
Contoh Stock Keeping Unit pada Bisnis Kuliner

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, mari kita lihat beberapa contoh Stock Keeping Unit yang bisa Anda terapkan dalam bisnis kuliner Anda. Struktur kode SKU sebaiknya logis dan mudah dipahami.
Kategori Produk | Nama Produk | Ukuran/Varian | Contoh SKU | Penjelasan Struktur Kode |
Minuman | Kopi Susu Aren | Reguler | KOP-SRE-R01 | KOP (Kopi), SRE (Susu Aren), R (Reguler), 01 |
Minuman | Kopi Susu Aren | Large | KOP-SRE-L02 | KOP (Kopi), SRE (Susu Aren), L (Large), 02 |
Minuman | Teh Lemon | Dingin | TEH-LEM-D01 | TEH (Teh), LEM (Lemon), D (Dingin), 01 |
Makanan | Nasi Goreng Ayam | Pedas | NAS-GA-P01 | NAS (Nasi), GA (Goreng Ayam), P (Pedas), 01 |
Makanan | Nasi Goreng Ayam | Tidak Pedas | NAS-GA-TP02 | NAS (Nasi), GA (Goreng Ayam), TP (Tidak Pedas), 02 |
Snack | Kentang Goreng | Large | KNT-GOR-L01 | KNT (Kentang), GOR (Goreng), L (Large), 01 |
Dessert | Puding Cokelat | Cup | PUD-COK-C01 | PUD (Puding), COK (Cokelat), C (Cup), 01 |
Cara Membuat Stock Keeping Unit Sendiri
Jangan khawatir, cara membuat Stock Keeping Unit sendiri tidaklah serumit yang dibayangkan. Berikut langkah-langkah praktisnya:
1. Tentukan Elemen Penting Produk
Mulailah dengan mengidentifikasi atribut produk yang relevan, seperti:
- Jenis produk (makanan/minuman, snack, dessert, bahan baku)
- Varian rasa atau ukuran (coklat dan vanila atau kecil dan besar)
- Lokasi outlet (jika ada lebih dari satu)
Contoh: Roti Bakar Coklat ukuran besar, dijual di outlet Jakarta Selatan.
2. Gunakan Kode yang Konsisten dan Mudah Dipahami
Buat singkatan dari setiap elemen agar kode SKU tidak terlalu panjang. dengan deskripsi produk. Hindari karakter khusus atau spasi.
Contoh Format: RB-CK-B-JKT
- RB = Roti Bakar
- CK = Coklat
- B = Besar
- JKT = Jakarta
3. Hindari Duplikasi dan Buat Daftar Master
Pastikan setiap SKU bersifat unik dan tercatat dalam daftar induk (master SKU). Ini akan memudahkan saat input di aplikasi kasir atau laporan stok.
4. Gunakan Tools Digital untuk Otomatisasi
Anda bisa memulai dengan spreadsheet sederhana seperti Google Sheets atau Microsoft Excel untuk mencatat dan mengelola SKU Anda.
Untuk lebih mempermudah pengelolaan SKU dan stok harian, anda juga bisa menggunakan aplikasi kasir seperti Tantri yang sudah mendukung pencatatan SKU, pemantauan stok, hingga laporan penjualan per produk secara otomatis pada fitur inventory
Dengan Tantri, Anda tidak perlu repot membuat kode SKU secara manual. Cukup masukkan informasi dasar seperti jenis produk, bahan-bahan utama, dan keterangan ukuran atau varian, maka sistem Tantri akan secara otomatis menghasilkan SKU yang rapi, konsisten, dan siap digunakan.
5. Uji dan Evaluasi
Saat SKU sudah digunakan, evaluasi efektivitasnya secara berkala. Pastikan seluruh tim dapur dan kasir memahami struktur dan penggunaannya dengan benar.
Tips ala Mintri: Konsistensi adalah kunci. Setelah Anda menetapkan pola penamaan SKU, pastikan untuk menerapkannya secara konsisten pada setiap produk baru. Misalnya, jika Anda telah menggunakan kode “KOP” untuk produk kopi, hindari menggantinya menjadi “KFI” di masa mendatang agar sistem tetap teratur dan mudah dilacak.
Manfaat SKU untuk Pengembangan Bisnis Kuliner

Menerapkan SKU bukan hanya tentang mengelola stok saat ini, tetapi juga tentang mempersiapkan bisnis Anda untuk masa depan yang lebih terdigitalisasi dan terstruktur.
- Lebih Siap Go Digital / Integrasi POS:
SKU memudahkan integrasi dengan sistem POS, mencatat penjualan otomatis, mengelola stok, dan menyusun laporan akurat. Dengan SKU yang terstruktur, bisnis kuliner Anda akan lebih mudah beradaptasi dengan tren digitalisasi yang kini menjadi keharusan.
Ingin tahu lebih dalam bagaimana sistem inventory modern bisa mendukung kinerja SKU dan operasional bisnis Anda secara keseluruhan? Simak artikel 10 Alasan Restomu Butuh Aplikasi Inventory di blog Tantri.
- Efisiensi Saat Scale-Up (Buka Cabang):
Jika Anda berencana membuka cabang baru, SKU akan menjadi penyelamat. Dengan sistem SKU yang seragam, Anda dapat memastikan konsistensi menu dan manajemen stok di semua lokasi, meminimalkan kebingungan, dan mempercepat proses pelatihan staf baru.
- Membantu Laporan Penjualan & Pembelian:
Dengan SKU, Anda dapat memantau performa produk dan kebutuhan bahan baku secara rinci, mendukung keputusan bisnis seperti promosi, menu baru, atau evaluasi pemasok.
FAQ – Seputar SKU Produk
- Apa beda SKU dan barcode?
SKU produk adalah kode internal yang dibuat dan digunakan oleh bisnis Anda untuk manajemen inventaris. Barcode adalah representasi visual yang bisa dipindai, biasanya berisi nomor universal (UPC/EAN) untuk identifikasi produk secara global.
- Apakah SKU adalah sistem yang cocok untuk UMKM kuliner?
Sangat cocok! Bahkan untuk UMKM sekalipun, menerapkan SKU akan sangat membantu dalam mengelola stok, menghindari kehabisan bahan baku, dan memantau penjualan dengan lebih baik.
- Apa saja kesalahan yang harus dihindari saat membuat SKU?
Saat membuat SKU, hindari beberapa kesalahan umum seperti: tidak konsisten dalam penamaan (misalnya mengganti “KOP” jadi “KFI”), membuat kode terlalu panjang atau mirip satu sama lain, serta tidak mencantumkan info penting seperti ukuran atau varian. Hindari juga tidak mendokumentasikan sistem SKU atau mengubah format di tengah jalan tanpa alasan jelas.
Penutup
SKU bukan hanya sekadar kode produk, tapi pondasi penting dalam manajemen bisnis kuliner yang modern. Mulai dari pengelolaan stok hingga strategi penjualan, SKU adalah alat bantu yang terbukti efektif dan relevan dalam menghadapi tantangan bisnis hari ini dan masa depan.
Jika Anda belum menerapkan sistem Stock Keeping Unit, sekarang adalah saat yang tepat. Mulailah dari yang sederhana, konsistenlah dalam penggunaan, dan nikmati manfaatnya seiring pertumbuhan bisnis Anda.
Dengan fitur Inventory Tantri, Anda tidak perlu repot membuat SKU manual. SKU otomatis yang konsisten, akurat, dan siap digunakan untuk integrasi POS dan laporan keuangan.
🎯 Hubungi Tantri sekarang dan rasakan efisiensi manajemen inventaris dari awal.