Istilah seperti close order sudah menjadi bagian dari percakapan sehari-hari dalam jual-beli online. Aktivitas jualan tak lagi sekadar tren, melainkan telah menjadi tulang punggung ekonomi modern. Namun, dengan munculnya berbagai istilah bisnis baru yang terus berkembang, tak jarang membuat pebisnis pemula maupun pelanggan bingung memahami maksudnya.

Tapi, sebenarnya close order artinya apa? Dan apa kaitannya dengan sistem pemesanan yang efisien dan tren bisnis masa kini?

Dalam artikel ini, kita akan membahas secara menyeluruh apa arti order, jenis order lainnya, hingga bagaimana sistem close order bisa memberi dampak positif pada operasional bisnis.

Close Order Artinya Apa?

​​Close order artinya kondisi ketika suatu bisnis menutup sementara atau permanen penerimaan pesanan karena alasan tertentu, seperti kapasitas produksi yang penuh, stok habis, atau keterbatasan waktu pengiriman. 

Istilah “close” berarti tutup, dan dalam konteks ini menunjukkan bahwa proses pemesanan sedang tidak dibuka. Situasi ini umum terjadi pada bisnis dengan sistem produksi terbatas seperti makanan rumahan, fashion handmade, atau UMKM yang mengandalkan pre-order.

Situasi umum di mana close order terjadi sangat bervariasi tergantung jenis bisnisnya:

  • Bisnis Kuliner: Sebuah toko kue bisa close order untuk pemesanan kue Lebaran beberapa hari sebelum hari-H karena kapasitas produksi sudah penuh.
  • Bisnis Fashion: Butik pakaian mungkin mengumumkan close order untuk koleksi terbatas setelah mencapai kuota pre-order yang ditentukan.
  • Bisnis Jasa: Freelancer mungkin close order untuk proyek desain grafis selama periode tertentu karena sedang mengerjakan banyak klien.

“Closed” Artinya dalam Konteks Bisnis

Kata “closed” punya makna yang lebih luas dalam dunia bisnis, tidak hanya terbatas pada close order. Pemahaman yang tepat tentang closed artinya akan membantu Anda berkomunikasi lebih efektif dengan pelanggan.

Contoh penggunaan:

  • “Pre-order batch 1 is now closed. Stay tuned for the next wave!”
  • “Maaf, order hari ini closed, silakan order kembali besok.”

Penggunaan istilah ini memberi kesan profesional dan membantu mengelola ekspektasi pelanggan dengan baik, karena pelanggan tahu kapan mereka bisa melakukan pemesanan. Oleh karena itu, memberitahu pelanggan saat order ditutup adalah hal yang tidak bisa diremehkan, transparansi seperti ini adalah kunci dalam membangun kepercayaan dan loyalitas pelanggan.

Baca juga: “Panduan Grand Opening Cafe & Resto: Ide, Strategi, dan Tipsnya”

Jenis Order dalam Dunia Bisnis

jenis order, seperti open order, preorder dan closed artinya

Selain paham atas pengertian close order, memahami berbagai jenis order lainnya adalah strategi penting bagi pebisnis untuk mengelola inventaris, produksi, dan ekspektasi pelanggan. Masing-masing jenis memiliki karakteristik dan fungsinya sendiri:

1. Open Order

Open order adalah sistem pemesanan yang paling umum dijumpai di berbagai jenis usaha, baik produk maupun jasa. Dalam sistem ini, pelanggan dapat melakukan pemesanan kapan saja selama bisnis buka dan stok tersedia.

Cocok untuk:

  • Produk massal seperti makanan siap saji, pakaian ready stock, minuman, atau kebutuhan harian.
  • Jasa seperti laundry, barbershop, atau fotokopi.

Contoh situasi:
Sebuah cafe seperti Ganesha Cafe Bandung membuka layanan pemesanan setiap hari pukul 10.00–21.00. Pelanggan bebas memesan menu makanan dan minuman favorit mereka kapan saja lewat melalui dine in atau delivery,  selama bahan masih tersedia dan toko belum tutup.

Bisnis bisa mengelola sistem open dan close order secara otomatis menggunakan fitur Order management dari Tantri, agar semua pesanan masuk tercatat dan terorganisir dengan rapi.

2. Pre-Order (PO)

Pre-order adalah sistem di mana pelanggan memesan terlebih dahulu dan biasanya membayar di awal untuk produk yang belum tersedia. Produk bisa masih dalam proses produksi, atau bahkan belum dibuat sama sekali. PO sangat berguna untuk melihat potensi pasar sekaligus mengamankan dana produksi.

Cocok untuk:

  • Produk handmade, edisi terbatas, atau koleksi baru seperti baju rilis terbatas, hampers lebaran, atau makanan musiman.

Contoh situasi:
Sebuah UMKM menjual Cheesecake Jepang premium hanya saat akhir pekan. Mereka membuka pre-order dari Senin sampai Kamis, lalu memproduksi dan mengirimkan pesanannya pada Sabtu. Dengan cara ini, mereka hanya membuat sesuai jumlah pesanan dan menghindari risiko bahan terbuang.

3. Backorder

Backorder terjadi ketika suatu produk sedang out of stock, tetapi bisnis tetap menerima pesanan dengan janji bahwa produk akan dikirim saat stok kembali tersedia. Ini berguna untuk mempertahankan aliran pesanan, namun perlu kejelasan soal waktu tunggu.

Cocok untuk:

  • Produk yang permintaannya tinggi dan cepat habis, seperti gadget, kosmetik populer, atau minuman viral.

Contoh situasi:
Sebuah toko online menjual minuman collagen drink yang sedang viral. Saat stok habis, mereka tetap membuka pemesanan melalui sistem backorder dengan estimasi pengiriman 7–10 hari. Pelanggan diberi informasi jelas bahwa mereka masuk dalam antrean pengiriman batch berikutnya.

4. Flash Order

Flash order adalah sistem pemesanan terbatas dalam waktu atau kuota. Biasanya digunakan untuk menciptakan sense of urgency dan membuat pelanggan merasa mendapatkan sesuatu yang eksklusif jika berhasil memesan tepat waktu.

Cocok untuk:

  • Campaign promosi, produk musiman, atau menu terbatas.
  • Event seperti Flash Sale, launching edisi terbatas, atau momen spesial seperti 11.11.

Contoh situasi:
Bittersweet by Najla buka flash order menu dessert box edisi terbatas rasa Tiramisu Lotus hanya selama 2 jam, pukul 19.00–21.00. Kuota 300 box. Hasilnya, produk habis terjual hanya dalam 45 menit, setelah itu mereka close order sementara dan bisa kembali melakukan flash order.

Baca juga: “50+ Istilah dalam Restoran atau F&B. Pahami Artinya!”

Kapan & Kenapa Bisnis Perlu Mengatur Close Order? 

Mengatur close order bukan sekadar menutup pemesanan. Ini adalah strategi manajemen operasional dan komunikasi yang penting agar bisnis tetap efisien, profesional, dan terpercaya. Sistem ini membantu pelaku usaha mengatur arus pesanan, menjaga kualitas layanan, serta menciptakan eksklusivitas dan urgensi di mata pelanggan.

Kapan Bisnis Perlu Menetapkan Close Order?

1. Ada Batas Produksi atau Kapasitas Harian

Bisnis rumahan atau skala kecil seringkali memiliki batas tenaga kerja, bahan baku, atau alat produksi. Menetapkan close order membantu menghindari kelebihan pesanan yang berisiko mengorbankan kualitas.

Misalnya, UMKM katering rumahan hanya mampu produksi 50 porsi per hari. Begitu kuota terpenuhi, mereka menutup pemesanan untuk menjaga standar rasa dan tampilan.

2. Menggunakan Sistem Pre-Order atau Jadwal Produksi Berkala

Jika bisnis menggunakan sistem PO mingguan atau bulanan, close order berguna untuk menandai akhir periode pengumpulan pesanan sebelum produksi dimulai.

Contohnya, penjual hampers lebaran membuka PO dari tanggal 1–10 Ramadan. Tanggal 10 jadi batas close order agar produksi bisa dimulai tepat waktu dan pengiriman tidak terlambat.

3. Mengejar Efisiensi Logistik dan Pengiriman

Menentukan titik tutup order membantu mengatur jadwal packing dan kurir agar lebih terstruktur, terutama untuk usaha yang pengirimannya tidak dilakukan setiap hari.

Contohnya, Toko cookies hanya kirim barang 2 kali seminggu. Close order setiap Senin dan Kamis pukul 20.00 agar paket bisa diproses dan dikirim keesokan harinya.

4. Menciptakan Scarcity (Kelangkaan) dan FOMO

Strategi ini cocok untuk campaign marketing jangka pendek. Dengan membatasi waktu atau kuota pemesanan, bisnis bisa membangun rasa eksklusif dan mendorong pelanggan beli lebih cepat.

Contoh:
Bittersweet by Najla membuka flash order untuk menu limited edition selama 2 jam. Close order otomatis menciptakan momen spesial dan meningkatkan keinginan beli impulsif.

Selain promosi dengan memanfaatkan FOMO, cek juga artikel “Contoh Promosi Restoran: 15 Kata Paling Menarik + Tips Promosinya untuk inspirasi strategi pemasaran lainnya.

Kenapa Close Order Itu Penting untuk Bisnis?

Close order bukan sekadar menutup pemesanan, ada banyak manfaat penting di baliknya untuk kelancaran operasional dan citra bisnis. Berikut manfaatnya yang perlu kamu tahu.

  • Membantu Manajemen Produksi Lebih Akurat
    Mengetahui kapan order ditutup membantu tim produksi menghitung jumlah pesanan secara pasti tanpa risiko overstock atau kekurangan bahan.
  • Menghindari Burnout dan Human Error
    Menutup order saat kapasitas sudah penuh menghindari beban kerja berlebih yang bisa menyebabkan kesalahan produksi, pengemasan, atau pengiriman.
  • Meningkatkan Disiplin dan Profesionalitas Bisnis
    Menetapkan jam dan tanggal close order menunjukkan bahwa bisnis punya sistem kerja yang tertib. Hal ini meningkatkan kepercayaan pelanggan.
  • Memberi Pelanggan Kepastian
    Dengan jadwal open-close order yang jelas, pelanggan tahu kapan bisa memesan dan kapan harus menunggu batch selanjutnya. Ini mengurangi komplain dan miskomunikasi.
  • Efektif untuk Campaign Marketing Terbatas
    Close order bisa jadi bagian dari taktik marketing seperti “early bird”, “kuota terbatas”, atau “edisi eksklusif”. Strategi ini sering menghasilkan penjualan cepat.

Baca juga: “Apa Itu SKU Produk – Arti, Fungsi & Contohnya Bagi Bisnis Kuliner”

Tips Praktis Mengatur Close Order:

Ingin menerapkan sistem close order tapi tetap ingin menjaga kepuasan pelanggan? Berikut tipsnya:

  • Tentukan dan umumkan jadwal open–close order secara konsisten (misal: setiap Jumat pukul 17.00).
  • Gunakan sistem reminder otomatis di platform pemesanan (WhatsApp, Google Form, Shopee, dll).
  • Sediakan countdown timer di media sosial atau landing page untuk flash order.
  • Sampaikan batasan kuota jika ada (misal: “Hanya untuk 100 pembeli pertama”).
  • Setelah close, tetap jaga komunikasi dengan pelanggan untuk order berikutnya (misal: “Terima kasih! Order akan dibuka kembali Senin depan”).

Penutup

Memahami close order artinya lebih dari sekadar tahu kapan order ditutup. Ini soal strategi mengatur alur kerja, menjaga kualitas, dan meningkatkan kepuasan pelanggan.

Dengan mengetahui apa arti order, closed artinya, serta jenis-jenis order seperti open order hingga flash order, Anda dapat mengelola bisnis dengan lebih profesional, efisien, dan siap berkembang.

Sudah saatnya para pelaku usaha tidak hanya fokus jualan, tapi juga membangun sistem yang kuat. Dan sistem order adalah bagian penting dari fondasi tersebut.

Untuk itu, gunakan aplikasi kasir Tantri yang sudah dilengkapi fitur Order Management agar semua jenis pesanan bisa dicatat otomatis, terpantau real-time, dan tersinkron dengan laporan penjualan harian Anda.

solusi